Bab 2. Manusia dan Cinta - Belas Kasih
Pengembangan Belas Kasih
Beberapa teman pernah mengatakan kepada saya, bahwa walaupun cinta kasih dan kasih sayang sangat baik, keduanya tidak begitu relevan. Mereka mengatakan bahwa kemarahan dan kebencian sudah merupakan bagian dari sifat alamiah manusia, sehingga manusia pada umumnya akan selalu dikuasai olehnya. Saya tidak setuju dengan anggapan tersebut.
Kehadiran kita sebagai manusia seperti sekarang ini telah berlanjut kurang lebih seratus ribu tahun yang lampau. Saya rasa kalau selama ini manusia terutama dikuasai oleh rasa marah dan benci, maka jumlah penduduk akan berkurang. Tetapi saat ini, walaupun banyak terjadi peperangan, kita ketahui bahwa jumlah penduduk dunia lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Ini menunjukkan, bahwa cinta kasih dan belas kasih masih berperan di sunia ini. Dan ini sebabnya mengapa peristiwa yang tidak menyenangkan menjadi NERITA , sedangkan kegiatan belas kasih yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dianggap seperti hal-hal biasa yang tidak perlu mendapat perhatian.
Sejauh ini saya hanya membahas manfaat batiniah dari belas kasih, tetapi sifat ini juga bermanfaat untuk kesehatan badan. Menurut pengalaman pribadi saya, mental yang stabil dan fisik yang baik saling mempengaruhi secara langsung. Tidak dapat diragukan bahwa kemarahan dan kegelisahan membuat kita lebih mudah terserang penyakit. Di lain pihak jika pikiran kita tenang maka tubuh kita tidak akan mudah manjadi sasaran penyakit.
Tetapi benar juga kalau dikatakan bahwa kita mempunyai rasa ego besar yang menghalangi perasaan cinta kasih kita terhadap orang lain. Kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai bila pikiran kita tenang dan pikiran yang damai hanya dapat terjadi oleh belas kasih. Jadi bagaimana dapat kita mengembangkan hal ini? Tidak cukup kalau kita hanya memikirkan betapa manisnya belas kasih itu! Kita membutuhkan usaha bersama untuk mengembangkannya, kita harus menggunakan semua pengalaman dalam kehidupan kita untuk mengubah pikiran dan kelakuan kita yang tidak benar.
Pertama-tama, kita harus mengerti dengan jelas apa arti belas kasih itu. Banyak bentuk dari rasa belas kasih tercampur dengan keinginan dan kemelekatan. Contohnya rasa sayang orang tua kepada anak seringkali tercampur dengan perasaan emosional sehingga secara keseluruhan hal ini bukanlah merupakan belas kasih. Juga dalam pernikahan, cinta kasih antara suami istri terutama pada permulaan, ketika pasangan itu masih belum saling mengenal watak masing-masing lebih mendalam, lebih banyak mengandung kemelekatan daripada cinta kasih sejati. Keinginan kita menjadi begitu kuat, sehingga orang yang kita kasihi kelihatannya baik, walaupun pada kenyataannya pria atau wanita itu buruk sifatnya. Di samping itu kita mempunyai kecenderungan untuk membesar-besarkan sifat baiknya. Jadi ketika salah satu pasangan itu sifatnya berubah, pasangan yang lain seringkali merasa kecewa dan sikapnya akan berubah pula. Hal ini menunjukkan bahwa cinta kasih lebih banyak dimotivasi oleh kebutuhan pribadi daripada perhatian yang tulus terhadap orang lain.
Belas kasih yang sejati tidak hanya merupakan suatu tanggapan emosional, tetapi merupakan suatu janji yang teguh berdasarkan akal sehat. Oleh karena itu, sikap belas kasih yang sejati terhadap orang lain, tidak akan berubah walaupun orang itu berkelakuan tidak baik.
Sudah pasti, pengembangan sikap belas kasih semacam ini tidak mudah. Marilah kita mempertimbangkan fakta-fakta berikut ini.
Apakah manusia itu cantik dan baik atau jelak dan rewel, mereka adalah makhluk hidup, sama seperti kita sendiri, mereka menginginkan kebahagiaan dan tidak menginginkan penderitaan. Mereka mempunyai hak yang sama untuk mengatasi penderitaan dan untuk memperoleh kebahagiaan. Setelah mengetahui bahwa semua makhluk mempunyai hak yang sama untuk menginginkan dan memperoleh kebahagiaan, dengan sendirinya anda merasakan empati (persamaan) dan merasa dekat dengan mereka. Dengan membiasakan diri untuk mendahulukan kepentingan orang lain, anda mengembangkan kepedulian untuk orang lain, dengan harapan dapat menolong mereka mengatasi masalah-masalah mereka.
Keinginan ini tidak pandang bulu dan berlaku untuk semua orang. Selama makhluk hidup mengalami kesenangan dan kesedihan seperti kita sendiri, tidak ada alasan untuk membeda-bedkan mereka atau mengubah kepedulian kita, jika mereka berpeilaku negatif.
Saya tekankan, bahwa dengan kesebaran anda bisa mengembangkan belas kasih semacam ini. Tentu saja, egoisme dan kemelekatan kita, khususnya “KEAKUAN” (Keegoisan) dapat menghalangi timbulnya rasa belas kasih yang sejati. Rasa belas kasih yang sejati hanya dapat dialami, jika sifat mementingkan diri (ego) ini dapat disingkirkan. Marilah kita mulai mengembangkannya sekarang.
Study Kasus :
Contoh :
Saya rasa kalau selama ini manusia terutama dikuasai oleh rasa marah dan benci, maka jumlah penduduk akan berkurang. Tetapi saat ini, walaupun banyak terjadi peperangan, kita ketahui bahwa jumlah penduduk dunia lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Ini menunjukkan, bahwa cinta kasih dan belas kasih masih berperan di dunia ini. Dan ini sebabnya mengapa peristiwa yang tidak menyenangkan menjadi NERITA , sedangkan kegiatan belas kasih yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dianggap seperti hal-hal biasa yang tidak perlu mendapat perhatian.
Tetapi benar juga kalau dikatakan bahwa kita mempunyai rasa ego besar yang menghalangi perasaan cinta kasih kita terhadap orang lain. Kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai bila pikiran kita tenang dan pikiran yang damai hanya dapat terjadi oleh belas kasih. Jadi bagaimana dapat kita mengembangkan hal ini? Tidak cukup kalau kita hanya memikirkan betapa manisnya belas kasih itu! Kita membutuhkan usaha bersama untuk mengembangkannya, kita harus menggunakan semua pengalaman dalam kehidupan kita untuk mengubah pikiran dan kelakuan kita yang tidak benar.
Opini :
pendapat saya memang sudah seharusnya di dunia ini ada rasa cinta,belas kasih,marah,dan benci.bagaimana jadi nya bila di dunia ini hanya ada rasa benci?,bagaimana juga bila hanya ada rasa cinta? dunia ini akan tidak seimbang,karna hidup perlu penyeimbang. tapi menurut saya semua itu memang berawal dari rasa KASIH, untuk selanjutnya tinggal bagaimana manusia itu mengaplikasikan rasa KASIH nya itu,apa dengan cinta,amarah,atu benci.
Saran :
agar dunia ini tidak terlalu dipenuhi rasa benci dan amarah sebaik nya di mulai dari diri masing-masing, aplikasikan rasa KASIH kita dengan hal-hal yang dapat semua orang mengerti bahwa itu baik,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar